Setelah kejadian semalam, Deffa memutuskan untuk menginap di rumah Jayden untuk menjaga pacarnya yang masih tidak sadarkan diri akibat efek alkohol yang begitu kuat. Saat mereka sampai di rumah tadi malam, Jayson sempat terbangun gara-gara mendengar suara dari kamar kakaknya dan sontak terkejut melihat sang kakak sudah tidak sadarkan diri dan sedang dituntun oleh teman-temannya.

Kakak kenapa, kak jo? Kakak kok bisa jadi kayak gini?” Tanya Jayson ke Jovi yang sedang panik dan kebingungan. “Kakak kamu butuh istirahat. Tolong jagain Jayden ya?” Jovi berusaha menenangkan Jayson, dan saat melihat Deffa Jayson sontak langsung berlari memeluknya. “Kak Deffa! Bantuin Jayson jagain kakak ya?” Melihat Jayson panik Deffa langsung mengelus punggungnya “Iya Kak Deffa disini” ucapnya menenangkan Jayson.

Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh pagi namun Jayden masih terlelap dalam tidurnya, hingga beberapa menit kemudian ia perlahan mulai membuka kedua matanya. Jayson yang sedari sudah bangun kini sedang duduk di sebelah kasur Jayden untuk menjaga sang kakak, dan melihat kakaknya sudah mulai bangun Jayson merasa lega. “Kak? Are you okay? Ini adek” Kepala Jayden masih terasa sangat sakit, dan membuatnya membutuhkan waktu yang lama untuk sepenuhnya sadar.

“Jayson? Kakak dimana?” “Kakak di kamar. Kakak udah di rumah” jawaban Jayson membuat Jayden kebingungan karena yang terakhir ia ingat ia masih berada di bar bersama Jovi dan Kanasha. “Sarapan dulu ya jay? Ini aku buatin bubur sama ada soup ayam biar kamu ga lemes” Jayden mendengar suara yang sangat familiar hingga ia akhirnya terkejut saat melihat Deffa yang masuk ke kamarnya membawa sarapan untuknya. Jayson yang melihat Deffa telah masuk ke kamar Jayden, kini keluar meninggalkan kamar, membiarkan sang kakak bisa berbicara berdua dengan Deffa.

“D-Deffa?” Jayden kini membeku di tempatnya, masih bingung mengapa Deffa bisa ada di kamarnya. Deffa hanya memberi senyum sekilas, raut mukanya masih terlihat ketakutan tidak mau menatap kedua mata Jayden. “Aku suapin ya? Kepala kamu masih sakit?” Jayden masih belum bisa berkata apa-apa dan hanya menganggukkan kepalanya. Sungguh keadaan ini sangat canggung baginya, namun ia juga tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya saat sang pacar mulai menyuapinya perlahan.

“Kamu kok bisa disini?” Jayden bertanya disela-sela ia menghabiskan sarapannya. “Kamu makan dulu ya? Kita omongin semuanya nanti” ucap Deffa. Jayden yang sudah tidak bisa menahan rindunya kini memberanikan diri untuk mengelus lembut surai rambut Deffa “I miss you, sayang” ucapnya singkat namun perkataannya membuat Deffa menahan tangisnya.

Setelah beberapa menit Jayden akhirnya selesai sarapan, dan suasana diantara mereka berdua masih sangat canggung, karena ini pertama kalinya mereka bertemu setelah hampir sebulan ini memutuskan untuk break. Deffa masih belum berani untuk menatap Jayden, dan Jayden akhirnya yang berani untuk berbicara duluan. “Kamu gimana kabarnya? Aku seneng banget pas ngeliat kamu update ngeliat kamu enjoy liburan. Aku kangen ngeliat senyum cerah kamu” ucap Jayden.

Semakin Jayden berbicara, Deffa semakin tidak bisa menahan tangisnya dan akhirnya ia memberanikan diri untuk memeluk Jayden yang sedari tadi masih duduk bersender di kasurnya. Deffa menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Jayden, dan melihat tangisan pacarnya mulai pecah Jayden langsung mengelus punggung Deffa, memberinya waktu untuk meluapkan semua tangisannya. “M-maaf, Jayden. Aku minta maaf. Ini semua salah aku. Maaf” gumam Deffa. Jayden masih tidak berbicara apa-apa. Ia masih ingin memeluk Deffa.

“Aku juga minta maaf ya?” Akhirnya Jayden mulai mengucap perkataannya dan Deffa terus menggelengkan kepalanya “Aku yang salah jay” Deffa terus menyalahkan dirinya sendiri. Kini Jayden melepas pelukan mereka dan mulai menangkup pipi Deffa dengan kedua tangannya “I miss you, bunny. So much. Aku seneng banget akhirnya bisa ketemu kamu lagi” bukannya makin mereda tangisan Deffa malah makin menjadi-jadi.

“A-aku egois. Aku cuma mikirin perasaan aku. Aku cuma mikir gimana kemauanku harus diturutin. A-aku egois banget, Jayden! Aku bahkan belum kasih kamu kesempatan buat jelasin semuanya. Aku juga udah bikin kamu hancur kayak gini. Aku jahat banget-” ucap Deffa dengan masih terisak dan terus menghindar dari tatapan mata Jayden.