Setelah membaca chat dari Deffa yang terlihat marah dengannya, Jayden langsung bergegas berlari ke arah lobby gedung fakultasnya untuk mengejar sang pacar, namun sesampainya di lobby ia tidak bisa menemukan pacarnya. Namun ternyata semesta masih berpihak kepadanya karena Deffa masih terlihat di area parkiran untuk keluar dari area fakultas fisip, Jayden lalu langsung berlari secepat kilat untuk mengejarnya.
“Sayang! Deffa sayang! Tunggu!” Teriak Jayden dari kejauhan dan sontak membuat Deffa menoleh ke belakang. Deffa kini berjalan dengan lebih cepat namun langkahnya harus terhenti karena Jayden sudah mencegahnya.
“Sayang please dengerin aku dulu aku bisa jelasin-” “Mau jelasin apa lagi sih jay? Aku juga udah ga penting kan buat kamu?” Deffa langsung menyela perkataan Jayden. “Sayang-” “Aku kangen sama kamu. Aku cuma mau kita ketemu dan ngobrol sebentar kayak biasanya, karena beberapa minggu lalu kita jarang ada waktu berdua. Apa aku salah?-”
“Kamu akhir-akhir ini juga jarang nanyain aku ‘how was your day? Ada cerita apa hari ini?’ I just miss our quality time, Jayden! Aku juga banyak kegiatan, tugas, report dan lain-lainnya tapi aku selalu nyempetin buat ngabarin kamu. Aku juga capek aku pengen cerita semuanya ke kamu tapi apa yang aku dapet? Kamu bahkan sekarang gabisa nyempetin waktunya buat ketemu aku, even itu cuma sebentar-” Deffa masih terus mengeluarkan keluh kesahnya dan Jayden hanya bisa terdiam di tempat.
“Apa aku salah minta quality time sebentar sama pacar aku? Even it’s just for lunchtime? Aku bahkan ga pernah minta yang aneh-aneh sama kamu. Aku cuma butuh kamu, Jayden! Apa aku udah gaada artinya lagi buat kamu?-” Nada berbicara Deffa mulai meracau karena ia sedang menahan tangisnya.
“Kemarin-kemarin kamu batalin janji kita aku masih bisa tahan. Tapi sekarang aku udah capek. Apalagi kita habis ini mau UAS, tugas semuanya makin banyak dan kita makin sibuk masing-masing. Apa aku salah minta quality time? Sebentar aja, Jayden. Even it’s just for us to tell our stories or just to know we’re okay? Apa aku salah? Iya aku salah karena aku udah banyak menuntut ke kamu kan?” Deffa semakin tidak bisa mengontrol emosinya.
“Sayang aku minta maaf tapi aku sama sekali gaada maksud buat ngejauhin bahkan ninggalin kamu-” “Just give us a break, okay? Aku capek, Jayden! Please jangan temuin aku dulu” perkataan Deffa sontak membuat Jayden terkejut dan panik.
“Sayang jangan kayak gini please-” “Kenapa? Kamu aja bisa minta banyak hal bahkan buat ngebatalin janji, masa aku gabisa minta sesuatu juga?” Jayden kini benar-benar tidak bisa berkutik dan berkata apa-apa lagi karena ia sadar kalau ini semua adalah salahnya.
“Kalo kamu sayang sama aku please give me a break. Mulai sekarang jangan temuin aku dulu. Gausah jemput dan anter aku pulang. Aku bisa sendiri. Please give us a break. Udah ya aku mau pulang-” “Bunny please-” Jayden kini menggenggam pergelangan tangan Deffa yang sekarang telah membalikkan badannya untuk pergi menjauhinya. “Lepasin tanganku, Jayden! Aku mau pulang!” Deffa akhirnya menepis tangan Jayden yang sedang menggenggam lengannya dan langsung pergi menjauhi Jayden.
Jayden yang masih terdiam di tempat hanya bisa memegang kepalanya dengan kedua telapak tangannya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi dengannya dengan sang pacar. Jayden rasanya ingin berteriak sangat kencang namun energinya telah terkuras habis melihat Deffa meluapkan semua amarahnya yang membuat mereka berdua harus berpisah sementara.