cw // mention of bullying, trauma

Sesampainya di apartemen Deffa, seperti biasa Jayden selalu tidak langsung pulang, melainkan ikut masuk ke unit apartemen Deffa untuk stay sebentar.

Jayden..” akhirnya Deffa memberanikan diri untuk mengucap sebuah kata. Jayden dengan antusias menyimak apa yang ingin diceritakan oleh pacarnya. “Iya sayang?”Emang aku ga pantes ya buat kamu?” Pertanyaan Deffa sontak membuat Jayden terkejut.

“Sayang kok kamu ngomongnya gitu?” Jayden masih tidak mengerti apa maksud Deffa. “Aku mau cerita, boleh?” “Of course, sayang. Mau cerita apa?” Deffa meminta izin ke sang pacar terlebih dahulu sebelum ia cerita.

“Aku dulu pernah kena bullying dan itu buat aku trauma banget. Dan waktu kuliah ini aku selalu ambis ikut semua kegiatan kuliah, BEM, kepanitiaan, apapun itu buat ngedistract traumaku supaya aku ga bisa inget lagi sama kata-kata yang menyakitkan buat aku, dan aku mau ngebuktiin ke mereka kalo aku bisa dan aku lebih hebat daripada apa yang mereka katakan. Tapi ternyata aku salah. Aku ga sekuat itu. Aku lemah. Ternyata ngecuekin perkataan dan ketikan jahat dari orang lain itu ga segampang yang aku kira. Beberapa hari kemarin aku dapet ini-” Deffa belum selesai bicara namun tiba-tiba ia melihatkan layar handphonenya ke Jayden dan menunjukkan berbagai komen kebencian yang ia dapatkan. **

“Aku kira aku bisa cuek dan baik-baik aja. Ternyata aku salah. It hurts so much, Jayden. I’m sorry for holding this from you for a long time-” mulai terdengar isakan tangis dari Deffa dan tanpa banyak basa-basi lagi Jayden langsung memeluknya dengan erat.

Jayden memberi jeda waktu beberapa menit untuk Deffa meluapkan semua emosi dan tangisnya, sembari terus mengelus punggung sang pacar yang sekarang berada di pelukannya. Jayden rasanya ingin marah meledak karena masih banyak orang yang memberi komen kebencian kepada orang yang paling ia sayangi, padahal Jayden sudah pernah mengingatkan sebelumnya.

Isakan tangis Deffa mulai mereda dan kini giliran Jayden yang berbicara “Boleh sekarang gantian aku yang ngomong?” **Tanya Jayden sambil menangkup pipi Deffa dengan kedua tangannya dan Deffa membalas dengan anggukan kepalanya. **

“Sayang.. Makasih akhirnya kamu mau cerita juga sama aku setelah seharian tadi aku ngerasa ada yang aneh sama kamu. And thank you for letting me know about your past. Aku sedih harusnya sebagai pacar kamu aku bisa ngejagain dan ngebahagiain kamu. Tapi ternyata malah ini yang kamu dapet. Aku sedih karena aku baru tau sekarang. You’ve been holding it for too long. Aku minta maaf-” Deffa kini memeluknya kembali dengan erat dan Jayden terus-terusan mengecup puncak kepala Deffa.

“Kamu sekarang punya aku jadi kalo ada apa-apa bisa langung cerita sama aku jangan ditahan sendiri lagi. I just wanna see your happy face, not tears, sayang-” ucap Jayden sambil menyeka air mata Deffa yang terus jatuh ke pipinya. “One thing that you should know. Aku cuma sayang sama kamu. I’m always here. I’m not leaving. Aku bakal ngelakuin apapun buat ngelindungin kamu” Jayden kembali memeluk Deffa dengan erat.