Langit telah menunjukkan warna oranye yang sangat cantik menandakan bahwa hampir semua kegiatan kelas perkuliahan di Neo University telah usai, yang kemudian dilanjutkan oleh unit kegiatan mahasiswa lainnya. Saatnya para anggota BEM universitas berkumpul di ruang rapat.
Deffa terlihat sudah sampai di ruang rapat lebih awal, karena ia harus mempersiapkan berkas proker yang akan ia presentasikan di rapat kali ini. Hingga akhirnya konsentrasinya buyar saat Jayden memasuki ruang rapat bersama teman-temannya. ‘APAAN GANTENG BANGET PAKE JAKET DENIM?’ batin Deffa ingin teriak saat itu juga. “Fokus def, fokus!” Gumam Deffa ke dirinya sendiri agar presentasinya nanti bisa berjalan dengan lancar.
Semua anggota BEM universitas akhirnya berkumpul dan rapat pun dimulai. Rapat kali ini membahas proker kepanitiaan mahasiswa yang dimana Deffa ditunjuk sebagai ketua dan penanggungjawab, jadi ia yang harus presentasi didepan. Presentasi Deffa secara keseluruhan berjalan dengan lancar, tidak lupa sesekali ia melihat ke arah crush nya hingga akhirnya mata mereka bertatapan selama beberapa detik, dan Deffa cepat-cepat mengalihkan pandangannya.
‘JANGAN SENYUM GITU PLEASE MANIS BANGET’ batin Deffa lagi-lagi ingin menjerit karena Jayden sedari tadi menyimak presentasinya dan sesekali melihatkan senyumnya saat mata mereka bertatapan.
Tidak terasa sesi presentasi, tanya jawab, diskusi rapat, serta pembagian divisi kepanitiaan menghabiskan waktu hingga tiga jam lamanya, dan untungnya semua anggota setuju dengan proker yang dibuat oleh Deffa. Para anggota BEM universitas mulai meninggalkan ruangan rapat hingga tiba-tiba ada sebuah kejadian yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Deffa.
“Hai def! Good luck buat prokernya ya. Gue suka banget sama program yang lo buat” ucap Jayden yang seketika menghampiri Deffa yang sedang membereskan berkas dan laptopnya setelah presenta
“Haha pasti lancar lah. By the way def, gue dua minggu lagi turun tanding basket, lo nonton ya? Ajak temen-temen lo sekalian juga gapapa nanti bilang aja ke gue lo butuh tiket berapa” Jayden tiba-tiba mengajak Deffa dan Deffa sekarang terlihat membeku di tempat.
“Def-?” “Eh? Iya jay gue usahain bakal dateng nonton. Lo semangat ya! Harus menang pokoknya!” ucap Deffa. “Emang kalo gue menang lo bakal ngasih apa?” tanya Jayden yang membuat Deffa sekarang makin salah tingkah bukan kepalang. “Kasih apaan? Gaada apa-apa” Deffa rasanya ingin melarikan diri dari situasi ini. “Hehe gemes” gumam Jayden pelan namun ia tidak sadar kalau Deffa juga mendengar perkataan
Tolong bawa Deffa pergi dari sini karena sekarang mukanya sudah merah seperti kepiting rebus. “Gue duluan ya, def?” sahut Jayden sambil melihatkan senyum manisnya lalu pergi meninggalkan Deffa. ‘JAYDEN MAVENDRA DEMI TUHAN LO BISA DIEM GA?’ batin Deffa ingin menjerit untuk yang kesekian kalinya.
Deffa dan Jayden memang mengenal satu sama lain dan sama-sama menjadi anggota BEM universitas, namun mereka tidak mengenal begitu dekat. Mereka hanya bisa mengobrol di saat rapat BEM atau kegiatan kepanitiaan universitas. Terlebih lagi gedung fakultas mereka terpisah jarak yang cukup jauh. Oleh karena itu kejadian barusan terbilang langka.